• 未标题-1

Pengaruh suhu pengkondisian dan rasio aspek lubang mati terhadap kualitas pemrosesan pakan pelet

pakan pelet-1

1. Dengan munculnya era bebas antibiotik, zat peka panas seperti probiotik secara bertahap ditambahkan ke pakan pelet. Oleh karena itu, selama proses produksi pakan, suhu juga akan mempunyai pengaruh yang sangat penting terhadap kualitas pakan pelet. Jika suhu terlalu tinggi selama produksi pakan pelet akan membunuh zat peka panas seperti probiotik. Jika suhu terlalu rendah maka zat bakteri pada pakan pelet tidak akan tersterilkan secara sempurna sehingga mengakibatkan produksi pakan pelet. Kualitasnya di bawah standar. Oleh karena itu, untuk menghindari pengaruh suhu pada pengujian, maka pengujian ini mempelajari pengaruh suhu tempering dan aspek rasio lubang mati terhadap kualitas pemrosesan pakan pelet pada kondisi suhu rendah, sehingga mempelajari produksi pelet. pakan pelet dalam kondisi yang sesuai setelah bahan mentah matang. Apakah sudah penuh dan memenuhi standar pengujian kualitas partikel. Tujuan utama dari percobaan ini adalah untuk memberikan pedoman teoritis tertentu untuk produksi pakan pelet ternak.

2.1 Bahan utama ransum percobaan dan bahan baku pelet antara lain: jagung, tepung ikan, garam, metionin, treonin, dll. Jagung perlu dihancurkan menjadi partikel halus berukuran 11,0 mm, kemudian bahan bakunya proporsional sesuai dengan nutrisinya. persyaratan, dan kemudian matang. Setelah pendinginan, zat peka panas seperti probiotik ditambahkan, dan akhirnya ditempa menjadi partikel. Suhu pelet pakan yang dikondisikan umumnya 60, 50, 40, dan 30°C, serta panjang dan diameter lubang cetakan umumnya 7:1, 6:2, dan 10:1, serta 300 mg/kg probiotik. zat ditambahkan berdasarkan bahan uji. , dan suhu pakan pelet juga perlu diatur untuk melindungi aktivitas probiotik. Selain itu, beberapa vitamin harus ditambahkan pada setiap kilogram pakan pelet untuk memastikan unsur nutrisi pakan pelet dapat memenuhi kebutuhan pakan nasional.

2.2 Pengambilan sampel dan pengumpulan sampel
Untuk memastikan pakan pelet yang dihasilkan memenuhi syarat, setelah pakan pelet diproduksi, perlu dilakukan pemilihan pakan pelet secara acak untuk pemeriksaan kualitas.

2.3 Standar dan metode pemeriksaan mutu

2.3.1 Derajat gelatinisasi pati
Saat menguji derajat gelatinisasi pati dalam sampel pakan pelet, staf dapat menggunakan amilase untuk mendeteksinya. Tambahkan amilase ke pati, dan hitung reaksi kimia antara amilase dan pati. Terakhir, tambahkan larutan yodium, dan nilai derajat gelatinisasi pati dengan mengamati kedalaman warna hasil reaksi kimia.

2.3.2 Kekerasan pelet pakan
Untuk menguji kualitas pakan pelet, kekerasannya juga perlu diuji. Standar kekerasan pakan pelet harus mengacu pada informasi yang relevan.

2.3.3 Indeks toleransi pakan pelet
Masukkan umpan pelet ke dalam kotak putar dan putar dengan kecepatan 50r/menit selama 20 menit. Setelah berhenti, keluarkan pakan pelet lalu timbang sisa massa pakan pelet dan nyatakan dalam m.

3. hasil tes

pakan pelet-2

3.1 Pengaruh kualitas pakan, suhu dan rasio diameter lubang terhadap kualitas dan kekerasan pakan pelet. Percobaan ini terutama mempelajari pola perubahan kualitas pakan pelet pada kondisi suhu rendah. Bahan baku utama antara lain jagung, bungkil kedelai, dll, yang diolah dan dimatangkan. Setelah itu kemudian digranulasi pada suhu rendah. Ditemukan bahwa kualitas pakan pelet tidak hanya dipengaruhi oleh proporsi bahan baku, tetapi juga oleh diameter lubang cetakan mesin pengolah. Semakin tinggi suhu produksi pakan pelet maka rasio diameter dan panjang lubang membran mesin semakin besar, serta kekerasan pakan pelet yang dihasilkan semakin tinggi, namun hal ini akan mempengaruhi aktivitas probiotik dalam pakan, dan daya yang dikonsumsi dalam memproduksi pakan pelet juga akan meningkat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa untuk menjamin kualitas pakan pelet yang dihasilkan memenuhi standar, maka perlu diproduksi dalam kondisi produksi seperti itu.

3.2 Pengaruh suhu pengkondisian dan diameter lubang cetakan terhadap derajat gelatinisasi pati dalam pakan pelet. Setelah serangkaian penelitian eksperimental, ditemukan bahwa suhu pengkondisian mekanis dan diameter lubang cetakan memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap derajat gelatinisasi pati pakan pelet. Pada kondisi suhu yang sama, semakin kecil diameter lubang cetakan, semakin besar pengaruhnya terhadap derajat gelatinisasi pati dalam pakan pelet.

3.3 Pengaruh suhu tempering dan rasio diameter lubang terhadap panjang cetakan terhadap derajat retensi probiotik dalam granul. Setelah serangkaian percobaan, ditemukan bahwa aktivitas probiotik sangat dipengaruhi oleh suhu. Jika suhu terlalu tinggi pada saat produksi pakan pelet secara langsung akan menurunkan aktivitas probiotik. Oleh karena itu, untuk menjamin retensi probiotik selama proses produksi pakan pelet dan standar pengujian mutu pakan pelet, maka perlu dilakukan produksi pakan pelet dalam kondisi suhu rendah.

4. Kesimpulan

Melalui pengujian ini diketahui bahwa kualitas, kekerasan dan jumlah probiotik dalam pakan pelet tidak hanya dipengaruhi oleh suhu produksi, tetapi juga diameter lubang cetakan. Melalui serangkaian penelitian, ditemukan bahwa penggunaan bahan baku matang untuk produksi pakan pelet dalam kondisi suhu rendah bermanfaat untuk meningkatkan kualitas dan kekerasan pakan pelet; pada kondisi temperatur yang sama, semakin tinggi rasio diameter lubang die, semakin baik produksi pelet. Energi yang dikonsumsi dalam proses pemberian makan lebih tinggi. Melalui percobaan ditemukan bahwa solusi optimal untuk memproduksi pakan pelet adalah dengan menggunakan peralatan dengan perbandingan diameter lubang die 6:1 pada suhu 65°C untuk menghasilkan pakan pelet dengan kualitas terbaik.

pakan pelet-3
pakan pelet-4

Waktu posting: 10 Januari 2024
  • Sebelumnya:
  • Berikutnya: